Jumat, 20 Juni 2025

Mobil-mobil Buatan China

Mobil-mobil Buatan China    

Entah kita sadar atau tidak mobil-mobil buatan China sedang menunjukkan kehadirannya dengan cukup agresif di jalan-jalan raya. Terutamanya mobil-mobil listrik mereka. Ada yang mereknya Wuling, BYD, Chery, DFSK dan entah apa lagi.      

Sabtu, 14 Juni 2025

Pemotongan Hewan Kurban 1446H

Pemotongan Hewan Kurban 1446H 

Seperti tahun lalu kali ini pemotongan hewan kurban jamaah mesjid Al Husna dilakukan di rumah potong Amanah Bersama Argo di Jatimurni Bekasi. Tahun kemarin aku tidak hadir karena kondisi kesehatanku. Tahun ini aku ingin ikut menyaksikan penyembelihan sapi kurban. Penyembelihan itu dilakukan pada hari Sabtu 11 Zulhijjah. Panitia memberi tahu bahwa rombongan panitia mesjid akan berangkat jam setengah empat subuh, karena pemotongan akan dilaksanakan jam lima sesudah shalat subuh. Menurut jadwal, pemotongan 10 ekor sapi itu akan dilakukan dari jam 5 sampai jam 7. 

Aku tidak ikut rombongan panitia tapi minta tolong diantar anakku dan akan berangkat sesudah shalat subuh di mesjid Al Husna. Diperkirakan sebelum jam enam kami sudah akan sampai di lokasi. Kalau mengikuti jadwal seperti yang direncanakan harusnya aku masih berkesempatan melihat separo pekerjaan pemotongan itu. Dan aku sampai di tempat itu masih belum jam enam.  

Ternyata pekerjaan pemotongan bahkan sampai pencacahan dan pengemasan ke dalam kantong plastik sudah selesai. Bahkan sudah dimuat di mobil yang siap  berangkat ke mesjid Al Husna. Aku tanyakan jam berapa mereka mulai bekerja. Jawabnya begitu selesai shalat subuh, masih kurang dari jam lima. Aku terheran-heran mendengar penjelasan bahwa dalam satu jam 10 ekor sapi sudah selesai dicacah dan bahkan sudah dikantongi. Dagingnya sudah dicacah, jeroannya sudah dipotong dan dibersihkan dan tulang-tulangnya sudah dipotong-potong. Bahkan kepalanya sudah dibelah. Sulit bagiku membayangkan betapa cekatannya para pekerja-pekerja itu menuntaskan pekerjaan besar itu dalam waktu singkat.

Aku sempat diperkenalkan dengan bapak W pemilik usaha pemotongan ini. Dia bercerita bahwa usaha ini sudah dijalankannya sejak 22 tahun yang lalu. Usaha yang diawali dengan penggemukan sapi yang akan dipotong di Hari Raya Kurban. Untuk tahun ini jumlah sapi yang dipotong selama hari raya berjumlah 300 ekor. Untuk hari ini pemotongan sudah dimulai sejak jam 2 subuh. Pemotongan berlangsung selama 4 hari, hari-hari tasyrik. Pelanggannya adalah panitia-panitia dari berbagai mesjid. Yang harus antri dan menyesuaikan jadwal masing-masing.

Bapak W sendiri adalah jagalnya. Dan pekerja-pekerjanya umumnya orang yang tinggal dekat rumah potong itu. Pekerja laki-laki dan perempuan. Puluhan banyaknya. Mereka adalah pekerja-pekerja yang sangat terampil. Keberadaan rumah potong itu juga memberi manfaat kepada masyarakat di sekitarnya. Limbah kotoran sapi dikumpulkan di dalam sebuah tangki bawah tanah yang ternyata menghasilkan gas yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Gas yang dapat dipakai di dapur mereka secara gratis.    

Aku bertanya apakah kesibukan ini hanya di saat hari raya kurban saja. Jawabnya, yang paling sibuk memang di saat ini. Tapi yang sehari-hari ada juga pemotongan untuk dijual di pasar. 

****   

Minggu, 08 Juni 2025

Komplek Depkes II Jatibening

Komplek Depkes II Jatibening   

Tidak habis-habis cerita mengenai komplek perumahan tempat tinggal kami ini yang telah lebih 32 tahun aku bermukim di dalamnya. Kali ini aku ingin bercerita tentang pergantian kepemilikan rumah-rumah di komplek ini. Dari pemilik lama ke pemilik baru yang karena pemilik lama sudah meninggal sementara anak keturunannya sudah punya tempat tinggal di tempat lain lalu menjual rumah peninggalan orang tuanya. Dari 200 an rumah sudah belasan yang berganti pemilik karena kasus yang sama. Sementara saat ini ada belasan rumah lagi yang memajang iklan Rumah Dijual di pagarnya.

Menjual rumah sepertinya tidak mudah. Rumah-rumah yang menempelkan pesan Rumah Dijual itu ada yang sudah bertahun-tahun belum juga laku. Termasuk rumah tetangga di depan rumahku. Pemiliknya adalah almarhum bapak N yang sudah berpulang kira-kira lima tahun yang lalu. Waktu beliau masih hidup rumah ini cukup ramai terutama disaat Hari Raya. Lebih kurang lima belas tahun yang lalu penghuni rumah ini adalah bapak dan ibu N dengan dua anak beliau yang sudah berkeluarga dan beberapa orang kemenakan mereka. Di Hari Raya tiga orang anaknya yang lain berikut keluarga mereka biasanya datang berkumpul. Tentu saja rumah itu jadi ramai.

Kira-kira sepuluh tahun yang lalu ibu N meninggal dunia. Sepeninggal beliau yang teramati kemenakan-kemenakan mereka tidak lagi ikut tinggal di rumah ini. Tinggalah bapak N dan dua anaknya. Ketiga anak yang lain secara berkala datang mengunjungi ayah mereka. Lebih kurang lima tahun yang lalu bapak N juga meninggal dunia di usianya sekitar 80 tahun. Segera sesudah itu satu dari dua anaknya yang tadinya tinggal serumah pindah. Tinggallah satu anak beliau berdua dengan anak gadisnya menempati rumah datuk yang cukup besar itu. Sejak itu anak-anak bapak N sepakat ingin menjual rumah. Dan iklan Rumah Dijual mulai terpampang di pagar rumah mereka. 

Dua tahun yang lalu anak gadis yang adalah cucu bapak N menikah dan dibawa suaminya ke tempat tinggal suaminya. Tinggal ibunya atau anak perempuan pak N sendirian yang tidak berani tinggal sendiri di rumah itu lalu pindah pula. Dan rumah itu sekarang kosong menunggu calon pemilik baru. 

Cukup prihatin melihat rumah yang tadinya semarak ramai dengan anak menantu dan cucu-cucu bahkan dengan kemenakan-kemenakan, tapi kini ditinggal kosong. Rumah-rumah yang bernasib sama ada beberapa buah di komplek ini. Aku membayangkan kejadian yang sama bisa saja terjadi di rumah tempat tinggalku sekarang.

****


            

Senin, 02 Juni 2025

Hari Raya Aidil Adha 1446

Hari Raya Aidil Adha 1446  

Beberapa hari menjelang Hari Raya Aidil Adha 1446H. Hampir tidak ada kesibukan khusus di mesjid Al Husna di Komplek Perumahan kami menjelang hari raya kurban. Sejak beberapa tahun terakhir kami tidak lagi melakukan pemotongan hewan kurban di pekarangan mesjid. Mula-mula sejak ramainya kasus covid di tahun 2020, kegiatan itu dipindahkan ke sebuah rumah potong hewan di Cikarang. Tahun 2022 ketika wabah covid reda mesjid di renovasi lagi. Ditinggikan lantainya sekitar 30 senti. Beranda belakang mesjid dirapikan, di batasi dinding kaca, dipasang ac, lantainya dilapisi karpet, untuk tempat shalat jamaah wanita. 

Dahulu, beranda belakang mesjid ini hanya dipergunakan waktu shalat Jumat atau di bulan puasa. Di hari-hari biasa, jamaah ibu-ibu shalat di bagian belakang ruang utama mesjid yang dibatasi dengan tirai kain. Beranda belakang ini adalah tempat kami bergotong royong mencacah daging hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban baik sapi maupun kambing dilakukan di pekarangan belakang dan samping mesjid.  

Selama bertahun-tahun sejak aku tinggal di komplek ini. kami jamaah mesjid bergotong royong di hari raya kurban, memotong dan mencacah daging kurban sampai membagi-bagikannya kepada masyarakat yang tinggal di perkampungan sekitar komplek. Bergotong royong, bapak-bapak dan ibu-ibu jamaah termasuk anak-anak muda remaja mesjid. Hari itu kami bekerja keras sejak jam delapan pagi biasanya sampai menjelang maghrib, ketika semua daging hewan kurban itu habis dibagikan. Kami hanya berhenti untuk shalat dan makan siang. 

Syiar hari raya kurban ini senantiasa dapat perhatian yang yang sangat baik dari para jamaah mesjid warga komplek. Peserta berkurban selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada puncaknya kami pernah menyembelih 18 ekor sapi dan sekitar 15 ekor kambing. Untuk penyembelihan sapi kami mendatangkan jagalnya dari luar. Jagal dan anggota pekerjanya empat-lima orang yang menangani penyembelihan sapi, menguliti dan memotong menjadi potongan-potongan besar. Lalu kami para jamaah mesjid mencacahnya, membaginya menjadi tumpukan-tumpukan dan memasukkan ke kantong plastik. 

Semua itu kini tinggal jadi kenangan. Pengurus mesjid memutuskan tidak akan pernah lagi melakukan penyembelihan hewan kurban di pekarangan mesjid dengan  alasan ruang tempat bekerja sudah menjadi sempit, karena beranda belakang mesjid tidak dapat lagi digunakan. Untuk penyembelihan hewan kurban kami menompang di rumah jagal di Cikarang dan sejak tahun lalu pindah ke rumah potong di daerah Jatiasih. Pengerjaannya diawasi oleh beberapa orang panitia anggota jamaah mesjid. Waktu dulu bergotong royong di mesjid aku termasuk yang ikut sibuk bekerja tapi sejak pindah ke rumah jagal aku tidak atau belum pernah ikut menjadi pengawas. Entah ada hubungannya dengan pengalihan tempat pemotongan tersebut, animo berkurban warga komplek agak mengalami penurunan. Tahun lalu dan tahun sekarang hanya 10 ekor sapi. Panitia tidak menerima kurban kambing.

****

Minggu, 25 Mei 2025

Kisah Penyakit Juli 2023

Kisah Penyakit Juli 2023    

(Yang berikut ini adalah pesan di WA waktu saya berkonsultasi dengan seorang teman tanggal 10 Juli 2023).    

Berawal sejak pertengahan bulan puasa kemarin. Keluhan pertama sering kram kaki waktu tidur. Kedua kaki dan berulang-ulang. Waktu kram saya bangun dan berdiri dan dibawa berjalan beberapa langkah. Kramnya hilang, dan saya lanjut tidur. Tapi beberapa menit kemudian mungkin sampai satu jam, kram lagi. Semalam bisa sampai dua tiga kali, bergantian kaki kiri dan kaki kanan. Saya menduga, apa mungkin karena saya duduk agak lama di mesjid sesudah shalat tarawih.

Berikutnya kaki kiri, di samping kiri (di sebelah kiri betis), ngilu dan nyeri waktu berjalan. Dan teramati pula rasa nyerinya lebih berat di waktu sore. Pagi sehabis bangun tidur tidak seberapa tapi sore (waktu magrib dan isya) lebih parah.

Yang pertama saya lakukan adalah memanggil tukang pijit dan minta tolong dipijit. Hasilnya nihil.

Setelah itu saya ke rumah sakit ke dokter spesiaĺis saraf. Saya diperiksa dan ditanya bagaimana asal mula kejadiannya. Dan saya ceritakan apa adanya. Saya dikasih obat, untuk anti radang dan untuk menghilangkan rasa sakit, ditambah dengan obat lambung untuk antisipasi karena menurut dia obat yang dia berikan agak keras dan khawatir akan ada efek ke lambung. 

Obatnya saya minum sampai habis. Dan tidak ada hasilnya. Oh ya, kaki yang sakit itu tidak terlihat sakit, tidak ada bengkak. Kalau lagi nyeri saya pukul-pukul dengan tangan, biasanya agak mengurangi rasa sakitnya sementara.

Sebenarnya dokter itu menyarankan saya kembali kalau hasil obatnya tidak maksimal. Saya tanya waktu itu apa yang akan dilakukan kalau belum ada hasilnya. Akan diperiksa ulang, mungkin akan dirontgen atau MRI atau apa.

Sementara itu, saya coba lagi usaha lain, dibekam. Saya minta supaya kaki kiri itu dibekam lebih intens.

Ternyata hasilnya nihil juga. Sebelum kembali ke dokter saraf di Mitra Keluarga, saya konsultasi dengan kemenakan dokter spesialis penyakit dalam. Dia tinggal di Jogya. Sebenarnya yang ingin saya tanyakan waktu itu, apakah tepat saya berobat ke dokter spesialis saraf. Kemenakan ini menganjurkan agar saya mencoba obat dari dia lalu dia mengirim resep. Saya ambil obat yang dianjurkannya. Secara awam saya mengerti obat itu juga obat anti radang dan anti biotik. Saya minum pula obat tersebut. Tetap tidak ada hasilnya. 

Gejalanya tetap sama, agak enteng di waktu pagi tapi nyeri di waktu sore. Itu saya rasakan setiap kali saya pergi ke mesjid yang jaraknya hanya 150m dari rumah. Tambahan informasinya, kalau saya jalan ke mesjid waktu perginya relatif tidak seberapa nyeri. Waktu saya berdiri shalat, awal-awalnya kaki kiri saya kesemutan sejak dari pangkal paha sampai ke ujung kaki. Waktu duduk antara sujud, kesemutannya berkurang sedikit. Di rakaat berikutnya semakin berkurang kesemutannya. Oh ya  kalau saya tidur tidak ada terasa sakit. Dan kram waktu tidur sudah sangat jarang, bahkan sejak saya dipijit.

Ada pula kakak ipar dokter umum, menyarankan senam. Dia mengirimi saya video terapi senam. Ini rutin saya lakukan.

Terakhir saya berobat dengan kemenakan yang lain.  Cara pengobatannya dengan pijit totok. Ini kemenakan, anak kakak saya satu ayah, dia tinggal di Bogor. Sudah dua kali saya jalani. Saya dipijat totok di seluruh tubuh tapi yang lebih lama di kaki kiri itu. Agak mengherankan saya ilmunya. Saya dipijitnya selama  2.5 jam non stop. Alhamdulillah nyeri di kaki itu sangat banyak berkurang.  Tapi kesemutan masih sering. Sehabis dipijit bagian yang dipijit itu memar dan terasa agak sakit. Antara pijit pertama dan kedua berjarak dua minggu, waktu untuk menghilangkan memar. Hari Sabtu kemarin saya seharusnya dipijit lagi, tapi gagal karena mobil saya mogok sebelum masuk tol lingkar Bogor.

Mungkin ada masukan atau saran untuk mengurangi kesemutan.

Terimakasih.   

****

Selasa, 20 Mei 2025

Rumah Di Komplek Depkes II Jatibening (2)

Rumah Di Komplek Depkes II Jatibening (2)

Rumah kebanjiran dialami secara bertahap. Mulai dari sekedar membasahi lantai, lalu bertambah sedikit, bertambah sedikit lagi dan seterusnya. Dan puncaknya ketika air masuk sampai  hampir setinggi lutut.  Cara penanganan untuk mengatasinya adalah dengan membuat tanggul di depan rumah. Jelas jadi kurang estetis melihat teras di depan rumah dibatasi tanggul. Keburukan lain, ketika hujan berhenti dan di luar banjir sudah surut, dalam rumah air tidak serta merta keluar karena terhalang tanggul. Untuk mengeluarkan air terpaksa melalui saluran pembuangan di kamar mandi.

Tanah kampung dibelakang rumah konturnya miring ke arah rumah kami. Untungnya air yang cenderung mengalir ke arah pagar belakang rumah tersalurkan ke selokan di sebelahnya. Suatu saat tanah di belakang rumah dibeli tetangga warga komplek  lalu dipagarnya. Pagarnya menghalangi air di belakang pagar masuk ke selokan. Muncul masalah baru di rumah kami. Air yang tergenang di belakang pagar belakang rumah merembes di celah-celah keramik dengan air berwarna coklat pekat.

Sekitar awal tahun 1995, aku mendatangi pemilik tanah di belakang rumah (orang Betawi) menyampaikan masalah yang aku hadapi. Dia tidak punya jawaban apapun untuk mengatasinya. Itu kan air hujan, bagaimana saya mau membendung air hujan, katanya. Sebenarnya yang aku minta adalah agar dia meratakan kontur tanahnya itu agar air tidak tergenang di belakang pagar rumah kami. Aku sebenarnya sadar bahwa hal itu berat baginya, Harapanku agar dia menyuruh aku membayar upah pekerjaan meratakan tanah itu. Tapi menurutnya itu ribet urusannya.  Dia menawarkan agar aku beli saja tanahnya itu. Harganya seperti harga dia menjual ke tetangga kami.  Aku bilang, saya akan beli 200 meter tapi aku tidak punya cukup uang. Uangku hanya ada untuk separuh dari harga. Dan aku menawar untuk mencicil sisanya setiap bulan sampai lunas dalam waktu setahun. Alhamdulillah dia setuju.  

Jadilah tanah kami bertambah ke belakang. Hal pertama yang aku lakukan adalah memagar sekelilingnya dan meratakannya. Untuk jangka waktu cukup lama tanah tambahan itu dibiarkan begitu saja. Di musim hujan tahun 1997 terjadi banjir yang paling hebat, ketika air masuk hampir setinggi lutut. Aku sangat sedih dan merasa harus dilakukan sesuatu dengan rumah ini. Rumah ini harus ditinggikan. Dihitung biaya yang akan diperlukan untuk melakukannya. Alhamdulillah aku bisa mendapat pinjaman uang di kantor. 

Di tahun 1998 rencana renovasi rumah dilakukan. Sebenarnya waktu itu adalah tahun sulit akibat krisis moneter. Dengan tertatih-tatih pekerjaan perombakan dapat diselesaikan. Rumah diperluas dan lantainya dinaikkan setengah meter. Posisi kamar dan ruang tamu  masih seperti semula. Dapur dan kamar pembantu dipindah ke tanah yang baru dibeli di bagian belakang, dan bekas dapur dan kamar pembantu jadi tambahan ruang tengah. 

Masalah banjir di komplek ini masih seperti itu juga. Kalau hujan lebat cukup lama air di depan rumah bisa sampai setinggi lutut. Syukur alhamdulillah, sampai sekarang rumah kami masih selamat dari banjir masuk ke rumah.

****

   

Jumat, 16 Mei 2025

Nostalgia Awal Bekerja Di Total Indonesie (3)

 Nostalgia Awal Bekerja Di Total Indonesie (3)      

Yang juga sangat sibuk adalah bapak-bapak dan ibu draftmen di bawah pimpinan pak Syahril Mudani. Mereka mengukir dengan tangan completion log berskala 1:500 yang panjangnya bisa mencapai 3m. Semua informasi tentang sumur ditulis dan digambar, lithologi yang berbeda, deskripsi batuan,  marker dan nama reservoir, hasil perhitungan, ketebalan reservoir, *VCl*, *porosity* dan *Sw* untuk puluhan bahkan mungkin ratusan lapisan, yang sering pula harus dibongkar pasang karena koreksi dari geologist, hasil RFT dan pressure test, dan lain-lain sebagainya. Semua itu diukir dengan tangan mereka. Dan completion log yang harus dibuat itu datang bertubi-tubi sepanjang tahun menyibukkan para draftmen yang sering terpaksa harus bekerja lembur. Ada lagi pekerjaan memperbaharui peta-peta geologi yang rutin dilakukan. Belum lagi mempersiapkan bahan presentasi geologist ketika ada pertemuan-pertemuan khusus dengan tamu dari Paris. Adakalanya staff pak Syahril terpaksa minta bantuan tenaga draftmen dari Jakarta.

Di sekretariat Irma yang pindah ke KE di pertengahan tahun 1981 digantikan oleh Pungki. Kesibukan di sekretariat ini juga lumayan tinggi, mengetik laporan-laporan sumur, menyiapkan draft call for tender, evaluasi dan laporan hasil tender, menyiapkan draft kontrak yang ditangani KG, disamping berbagai surat dan memo lainnya.

Bagian KG yang lain adalah *Core Room*, tempat menyimpan cores, cutting samples, oil samples dari RFT, jerican plastik kosong yang  akan dikirim ke rig dan lain-lain. Core Room letaknya terpisah di daerah  community center, berdekatan dengan klinik. Penanggung jawabnya adalah Aspani dibantu oleh Sukardi. Mereka berdua menata dan menyusun berbagai macam benda-benda itu dengan teratur rapi. Aspani bertanggung jawab menyiapkan ketika sebagian dari cores atau cutting samples itu yang akan dikirim untuk dianalisa di laboratorium di Jakarta atau di Perancis.

Meskipun semua personnel KG itu sibuk dengan pekerjaan masing-masing namun kita guyub dan kompak. Atas inisiatif Syamsuddin, draftman, pernah semua personnel Indonesia memakai baju seragam. Pertama berwarna hijau muda, yang kedua berwarna abu-abu. Pada hari tertentu setiap minggu yang disepakati bersama semua memakai baju seragam ini.

Kita juga sangat kompak kalau ada acara perpisahan, yang bukan hanya untuk sekedar makan-makan tapi juga bernyanyi bersama. Acara seperti ini biasanya diadakan di rumah pak Miko di Gunung Utara. Semua hadir dengan pasangan masing-masing dan biasanya acara seperti ini berubah jadi seperti malam gembira dan cukup heboh. Masih ingat bagaimana Aspani melantunkan lagu "Don't forget to remember" dengan suaranya yang khas.

Waktu perpisahan dengan M. Coudeyre, Michel dan istrinya didandani berpakaian penganten Jawa. Perpisahan P. Picard mereka didandani dengan pakaian penganten Minang (saya dititipi untuk membelikannya di Bukit Tinggi waktu saya cuti). Sedang waktu perpisahan A. Seigneurin juga pakaian penganten Jawa.

Demikianlah suasana KG yang saya amati dan alami sampai bulan Oktober 1983, saat saya dikirim ke Paris untuk belajar bahasa Perancis. Sebelum saya berangkat anggota KG/O yang tinggal adalah Bruno Simon, Bambang Seto dan Harry. Sekretaris KG Normah sudah mengambil ancang-ancang untuk pindah departemen.

****