Hari Raya Aidil Adha 1446
Beberapa hari menjelang Hari Raya Aidil Adha 1446H. Hampir tidak ada kesibukan khusus di mesjid Al Husna di Komplek Perumahan kami menjelang hari raya kurban. Sejak beberapa tahun terakhir kami tidak lagi melakukan pemotongan hewan kurban di pekarangan mesjid. Mula-mula sejak ramainya kasus covid di tahun 2020, kegiatan itu dipindahkan ke sebuah rumah potong hewan di Cikarang. Tahun 2022 ketika wabah covid reda mesjid di renovasi lagi. Ditinggikan lantainya sekitar 30 senti. Beranda belakang mesjid dirapikan, di batasi dinding kaca, dipasang ac, lantainya dilapisi karpet, untuk tempat shalat jamaah wanita.
Dahulu, beranda belakang mesjid ini hanya dipergunakan waktu shalat Jumat atau di bulan puasa. Di hari-hari biasa, jamaah ibu-ibu shalat di bagian belakang ruang utama mesjid yang dibatasi dengan tirai kain. Beranda belakang ini adalah tempat kami bergotong royong mencacah daging hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban baik sapi maupun kambing dilakukan di pekarangan belakang dan samping mesjid.
Selama bertahun-tahun sejak aku tinggal di komplek ini. kami jamaah mesjid bergotong royong di hari raya kurban, memotong dan mencacah daging kurban sampai membagi-bagikannya kepada masyarakat yang tinggal di perkampungan sekitar komplek. Bergotong royong, bapak-bapak dan ibu-ibu jamaah termasuk anak-anak muda remaja mesjid. Hari itu kami bekerja keras sejak jam delapan pagi biasanya sampai menjelang maghrib, ketika semua daging hewan kurban itu habis dibagikan. Kami hanya berhenti untuk shalat dan makan siang.
Syiar hari raya kurban ini senantiasa dapat perhatian yang yang sangat baik dari para jamaah mesjid warga komplek. Peserta berkurban selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada puncaknya kami pernah menyembelih 18 ekor sapi dan sekitar 15 ekor kambing. Untuk penyembelihan sapi kami mendatangkan jagalnya dari luar. Jagal dan anggota pekerjanya empat-lima orang yang menangani penyembelihan sapi, menguliti dan memotong menjadi potongan-potongan besar. Lalu kami para jamaah mesjid mencacahnya, membaginya menjadi tumpukan-tumpukan dan memasukkan ke kantong plastik.
Semua itu kini tinggal jadi kenangan. Pengurus mesjid memutuskan tidak akan pernah lagi melakukan penyembelihan hewan kurban di pekarangan mesjid dengan alasan ruang tempat bekerja sudah menjadi sempit, karena beranda belakang mesjid tidak dapat lagi digunakan. Untuk penyembelihan hewan kurban kami menompang di rumah jagal di Cikarang dan sejak tahun lalu pindah ke rumah potong di daerah Jatiasih. Pengerjaannya diawasi oleh beberapa orang panitia anggota jamaah mesjid. Waktu dulu bergotong royong di mesjid aku termasuk yang ikut sibuk bekerja tapi sejak pindah ke rumah jagal aku tidak atau belum pernah ikut menjadi pengawas. Entah ada hubungannya dengan pengalihan tempat pemotongan tersebut, animo berkurban warga komplek agak mengalami penurunan. Tahun lalu dan tahun sekarang hanya 10 ekor sapi. Panitia tidak menerima kurban kambing.
****